17 Apr 2017

APP BLOG KAMI




Assalamu'alaikum, kembali lagi dengan saya kami maksudnya, hehe.
Di blog kami lagi tentunya, bukan diblog orang lain :p.

Kali ini kami akan menyajikan, menghidangkan atau apalah yang pantas untuk dilihat orang lain terutama kami sendiri. Sekian lama, aku menunggu. Hiburan sedikit lah :D.

Setelah sibuk dengan urusan kami maka kami akan menyajikan sebuah, suatu, satu ah bingung gua, intinya satu aplikasi yang ringan sekali untuk didownload. Aplikasinya adalah tampilan blog kami, kalian gak perlu susah-susah buka web lagi.

Silahkan didownload apknya.
Bisa juga disini gan/sis





Kalian bisa download file apknya dengan klik link diatas. 
Cara mendownload filenya :
1. Klik linknya untuk membuka url download
2. Tunggu sekitar 5 detik nanti akan muncul tulisan SKIP AD, Klik SKIP AD.

3. Klik Download
4. Nanti otomatis download sendiri.
selesai gan/sis.

Sekian dari kami.
Terimakasih, wassalamu'alaikum.

20 Mar 2017

PENGERTIAN ASBABUL WURUDIL HADITS



Assalamu'alaikum wr. wb.

Kami akan menjelaskan pengertian Asbabul Wurudil Hadits karena masih banyaknya yang belum mengetahui hal tersebut.
Secara bahasa Asbab Al-Wurud berasal dari bahasa Arab Asbab dan Wurud. Asbab merupakan bentuk jama’ dari lafadh sabab yang berarti al-habl atau tali, saluran, faktor. yang artinya dijelaskan sebagai: ”segala yang menghubungkan satu benda dengan benda lainnya”. Secara istilah Asbab atau sabab adalah “Segala sesuatu yang mengantarkan pada tujuan”, dan ada juga yang mendefinisikan “suatu jalan menuju terbentuknya suatu hukum tanpa ada  pengaruh apapun dalam hukum itu”.

Sedangkan kata wurud bisa berarti sampai, muncul, dan mengalir. Dengan demikian, daapat dikatakan secara sederhana asbab al-wurud haditst dapat diartikan sebagai sebab-sebab datangnya sesuatu.

Dalam pengertian yang lebih luas, Menurut Imam Al-Suyuthi sebagai mana dikutip oleh Said Agil Husin Munawwar merumuskan pengertian asbab wurud al-hadits dengan Sesuatu yang membatasi arti suatu hadits, baik berkaitan dengan arti umum atau khusus, mutlak atau muqayyad, dinasakhkan dan seterusnya atau, suatu arti yang dimaksud oleh sebuah hadits saat kemunculannya dan untuk menentukan ada tidaknya naskh (pembatalan) dalam suatu Hadits. (Munawwar, Abdul Mustaqim, 2001:7)

Sementara itu, para ahli hukum Islam mendefinisikannya dengan: suatu jalan menuju terbentuknya suatu hukum tanpa adanya pengaruh apapun dalam hukum itu.

Secara sederhana asbab wurud al-hadits dapat diartikan sebagai sebab-sebab datangnya sesuatu. Karena istilah tersebut biasa dipakai dalam diskursus ilmu hadits, maka asbab al-wurud dapat diartikan sebagai sebab-sebab atau latar belakang (background) munculnya suatu hadits (Munawwar, Abdul Mustaqim, 2001:7). Dengan demikian dapat ditarik definisi bahwa Ilmu Asbab Wurud al-Hadits adalah Ilmu yang mempelajari tentang sebab-sebab atau latar belakang (background) munculnya suatu hadits.


Semoga Bermanfaat, 
wassalamu'alaikum wr. wb.

HADITS TANPA ASBABUL WURUD

Assalamu'alaikum

Pernahkah ada yang menanyakan apakah Hadits ada yang tanpa Asbabul Wurudnya ?..
Ada banyak Hadits yang tanpa Asbabul Wurud, kebanyakan Hadits tanpa Asbabul Wurud.
Seperti ayat Al-Qur'an pun ada yang tanpa Asbabun Nuzulnya, jadi semua itu pun bukan kebetulan, melainkan sumber-sumber hukum yang harus diketahui umat manusia terutama umat Nabi Muhammad SAW.

Kami contohkan satu Hadits tanpa Asbabul Wurud

قال أبو موسى الأشعرى دعا النبى صلى الله عليه وسلم: ثم رفع يديه ورأيت بياض إبطيه

"Abu Musa Al-Asy'ari berkata: Nabi SAW. berdoa kemudian dia mengangkat kedua tangannya dan aku melihat putih-putih diketiaknya".

Itu contoh dari Hadits tanpa Asbabul Wurud, kalau masih ada yang tanya tentang contoh ayat Al-Qur'an tanpa Asbabun Nuzul ? langsung saja kami berikan contohnya yaitu terdapat dalam surat Al-Alaq, Al-Fatihah, dll. Aslinya masih banyak tetapi kami lelah...hehe....

Sekian, terimakasih.
Wassalamu'alaikum wr. wb.

IMPLIKASI ASBABUL WURUDIL HADITS

Assalamu'alaikum,,

Implikasi Asbabul Wurudil Hadits dalam memahami Hadits

Sebab munculnya hadits mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka memahami suatu hadits. Sebab biasanya hadits yang disampaikan oleh Nabi bersifat kasuistik, kultural, bahkan temporal. Oleh karenanya, memperhatikan konteks historisitas munculnya hadits sangat penting, karena paling tidak akan menghindarkan kesalahpahaman dalam menangkap maksud suatu hadits. Sedemikian rupa sehingga kita tidak terjebak pada teksnya saja, sementara konteksnya kita abaikan atau kita ketepikan sama sekali. Pemahaman hadits yang mengabaikan peranan asbab al-wurud akan cenderung bersfat kaku, literalis-skriptualis, bahkan kadang kurang akomodatif terhadap perkembangan zaman.

Adapun dampak asbab al-wurud terhadap hadits menurut imam as-Suyuthi antara lain untuk:
  1. Menentukan adanya takhsish hadits yang bersifat umum.
  2. Membatasi pengertian hadits yang masih mutlak.
  3. Mentafshil (memperinci) hadits yang masih bersifat global.
  4. Menentukan ada atau tidak adanya naskh-mansukh dalam suatu hadits.
  5. Menjelaskan ‘illat (sebab-sebab atau alasan) ditetapkannya suatu hukum.
  6. Menjelaskan maksud suatu hadits yang masih musykil (sulit dapahami)

Sebagai ilustrasi, akan diberikan beberapa contoh mengenai fungsi asbab wurud al-haditst , yaitu untuk menentukan adanya takhsish terhadap suatu hadits yang ‘am, misalnya hadits yang berbunyi: 

صلاة القاعد على النصف من صلاة القائم

“shalat orang yang sambil duduk pahalanya separoh dari orang yang sholat sambil berdiri.” (H.R. Ahmad)
 
Wassalamu'alaikum wr. wb.

PERKEMBANGAN ILMU ASBABUL WURUDIL HADITS

Assalamu'alaikum wr. wb.

Perkembangan ilmu Asbabul Wurudil Hadits



Ilmu mengenai Asbab wurud al-hadits ini sebenarnya telah ada sejak zaman sahabat. Hanya saja ilmu ini belum tersusun secara sistematis dalam suatu bentuk kitab-kitab. Demikian kesimpulan as-Suyuthi dalam Al-Luma’ fi Asbabi Wurud al-Hadits. Namun kemudian, seiring dengan perkembangan dunia keilmuan waktu itu, ilmu asbab al-wurud menjadi berkembang. Para ulama ahli hadits rupanya merasakan perlunya disusun suatu kitab secara tersendiri mengenai asbab al-wurud.

Perintis ilmu asbab al-wurud ialah Abu Hamid bin Kaznah Al-Jubary. Kemudian disusul oleh Abu Hafs Umar bin Muhammad bin Raja’I Al-Ukhbary (380-458 H). Ia adalah salah seorang guru Abu yahya Muhammad bin Al-Husain Al-Farra’ Al-Hanbaly dan salah seorang murid dari Abdullah bin Ahmad bin Hanbal.

Adapun kitab-kitab yang banyak berbicara mengenai asbab al-wurud antara lain adalah:

  1. Asbab Wurud al-Hadits karya Abu Hafs al-Ukbari (wafat 339 H.), namun sayang kitab tersebut tidak dapat sampai ke tangan kita;
  2. Asbab Wurud al-Hadits karya Abu Hamid Abdul Jalil Al-Jabari. Kitab tersebut juga tidak sempat sampai ketangan kita;
  3. Asbab Wurud al-Hadits atau yang disebut juga Al-Luma’ fi Asbab Wurud al-Hadits, karya Jalaluddin Abdurrahman as-Suyuthi. Kitab tersebut sudah ditahqiq oleh Yahya Ismail Ahmad;
  4. Al-Bayan wa at-Ta’rif karya Ibnu Hamzah Al-Husaini ad-Damasyqi (wafat 1110 H) (Rahman,1974:369).


Sekian, Wassalamu'alaikum wr. wb.

RUANG LINGKUP ASBABUL WURUDIL HADITS

Assalamu'alaikum wr. wb.

Ruang lingkup Asbabul Wurudil Hadits.

Peristiwa yang melatarbelakangi munculnya hadits ada dua. Yaitu :
  1. Asbab Wurud Al-khas, yaitu peristiwa yang terjadi menjelang turunnya suatu hadits;
  2. Asbab Wurud Al’Am, yaitu semua peristiwa yang dapat dicakup hukum atau kandungannya oleh hadits, baik peristiwa itu terjadi sebelum maupun sesudah turunnya ayat itu. Pengertian yang kedua ini dapat diperluas sehingga mencangkup kondisi sosial pada msa turunnya hadits.
Sedangkan menurut imam  As-Suyuthi Asbab al-Wurud itu dapat dikatagorikan menjadi tiga macam, yaitu :

1.    Sebab yang berupa ayat al-Qur’an. 

Yaitu ayat al-Qur’an itu menjadi penyebab Nabi SAW. Mengeluarkan sabdanya. Contohnya antara lain firman Allah Swt. Yang berbunyi :

الذين أمنوا ولم يلبسوا إيمانهم بظلم أولئك لهم الأمن وهم مهتدون

“orang-orang yang beriman, dan mereka tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kedzaliman, mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu orang-orang yang mendapatkan petunjuk” (Q.S. Al-An’am: 82).

Ketika itu sebagian sahabat memahami kata “azh-zhulmu” dengan pengertian “jaur” yang berarti berbuat aniaya atau melanggar aturan. Nabi SAW. Kemudian memberikan penjelasan bahwa yang dimaksud “azh-zhulmu” dalam firman tersebut adalah “asy-syirku” yakni perbuatan syirik, sebagaimana yang disebutkan  dalam surat al-Luqman: 

إن الشرك لظلم عظيم

 “sesungguhnya syirik itu merupakan kezhaliman yang besar.” (Q.S al-Luqman: 13)

2.    Sebab yang berupa Hadits. 

Yakni pada waktu tertetnu terdapat suatu Hadits, namun sebagian sahabat merasa kesulitan memahaminya, maka kemudian muncul Hadits lain yang memberikan penjelasan terhadap Hadits tersebut. Contoh adalah Hadits yang berbunyi:

إن لله تعالى ملائكة في الأرض ينطق على ألسنة بني أدم بما في المرء من خير أو شر

“sesungguhnya Allah SWT memiliki para malaikat di bumi, yang dapat berbicara melalui mulut manusia mengenai kebaikan dan keburukan seseorang.” (HR. Hakim)

Dalam memahami Hadits tersebut, ternyata para sahabat merasa kesulitan, maka mereka bertanya: “Ya Rasul !, bagaimana hal itu dapat terjadi ?” Maka Nabi SAW menjelaskan lewat sabdanya yang lain sebagaimana Hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik. Suatu ketika Nabi SAW bertemu dengan rombongan yang membawa jenazah. Para sahabat kemudian memberikan pujian terhadap jenazah tersebut, seraya berkata: “Jenazah itu baik”. Mendengar pujian tersebut, maka Nabi berkata: “wajabat” (pasti masuk surga) tiga kali. Kemudian Nabi SAW bertemu lagi dengan rombongan yang membawa jenazah lain. Ternyata para sahabat mencelanya, seraya berkata: “Dia itu orang jahat”. Mendengar pernyataan itu, maka Nabi berkata: “wajabat” (pasti masuk neraka). 

Ketika mendengar komentar Nabi SAW yang demikian, maka para sahabat bertanya: “Ya rasul !, mengapa terhadap jenazah pertama engkau ikut memuji, sedangkan terhadap jenazah kedua tuan ikut mencelanya. Engkau katakan kepada kedua jenazah tersebut: “wajabat” sampai tiga kali. Nabi menjawab: iya benar. Lalu Nabi berkata kepada Abu Bakar, wahai Abu Bakar sesungguhnya Allah SWT memiliki para malaikat di bumi. Melalui mulut merekalah, malaikat akan menyatakan tentang kebaikan dan keburukan seseorang. (HR. al-Hakim dan al-Baihaqi) 

Dengan demikian, yang dimaksud dengan para malaikat Allah di bumi yang menceritakan tentang kebaikan keburukan seseorang adalah para sahabat atau orang-orang yang mengatakan bahwa jenazah ini baik dan jenazah itu jahat. 

3.    Sebab yang yang berkaitan dengan para pendengar dikalangan sahabat.

Sebagai contoh adalah persoalan yang berkaitan dengan sahabat Syuraid Bin Suwaid ats-Tsaqafi. Pada waktu Fathu makkah (pembukaan kota makkah) beliau pernah datang kepada nabi SAW seraya berkata: “Saya bernadzar akan shalat di Baitul Maqdis”. Mendengar pernyataan sahabat tersebut, lalu Nabi bersabda: “Shalat Di Sini, yakni Masjid al-Haram itu lebih utama”. Nabi SAW lalu bersabda: “Demi Dzat yang Jiwaku Berada dalam kekuasaan-Nya, seandainya kamu shalat disini (Masjid Al-Haram Makkah), maka sudah mencukupi bagimu untuk memenuhi nazarmu”. Kemudian Nabi SAW, bersabda lagi: “Shalat Dimasjid Ini, Yaitu Masjid Al-Haram Itu Lebih Utama Dari Pada 100.000 Kali Shalat Di Selain Masjid Al-Haram”. (H.R. Abdurrazzaq Dalam Kitab Al-Mushannafnya) (Munawwar, Abdul Mustaqim, 2001:9-12).

sekian, semoga bermanfaat.
Wassalamu'alaikum wr. wb.
 

ETIKA IMAM TERHADAP MAKMUM




Assalamu’alaikum wr. wb.

Selamat malam semuanya, kami akan menerangkan tentang etika imam yang baik terhadap makmum. Dibawah ini tertera hadits yang mungkin shahih dan hasan.

إذَا اَمَّ أَحَدَكُمُ النَّاسَ فَلْيُخَفِّفْ, فَإِنَّ فِيْهِمُ الصَّغِيْرُ وَالْكَبِيْرُ وَالْضَعِيْفُ وَالْمَرِيْضُ وَذَاالْحَاجَةِ وَإِذَا صَلَّى لِنَفْسِهِ فَلْيُطَوِّلْ مَاسَاءَ.(رواه الترمذى عن ابى هريرة)

Apabila seseorang di antara kalian mengimami (salat) orang yang banyak, hendaknya ia meringankan (salatnya), karena sesungguhnya di antara mereka terdapat anak kecil, orang tua, orang lemah, orang sakit, dan orang yang mempunyai keperluan. Apabila ia salat sendirian maka panjangkanlah (Riwayat Turmudzi melalui Abu Hurairah r.a).

Dari hadits diatas dapat disimpulkan bahwa janganlah melebih-lebihkan dalam beribadah ketika sedang mengimami orang banyak, karena kita tidak tahu apakah disitu semua orang semuanya sehat, semuanya kuat fisik, dan semuanya tidak terlihat tergesa-gesa. Lebih baik kalau mengimami orang banyak sewajarnya saja jangan memikirkan diri sendiri. Dan ibadah itu perlu adanya rasa ikhlas agar lebih diridhoi oleh Allah swt. Menjadi imam lebih baik memikirkan makmum daripada diri sendiri.


Tapi kalau kalian salat sendirian silahkan mau berapa lamanya berdiri, berapa lamanya ruku’, berapa lamanya sujud, mau baca sampai katam Al-Qur’an pun itu terserah kalian, kalau kalian kuat sih…hehe…


Semoga bermanfaat, terimakasih.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

 
HADITH KNOWLEDGE

Terima kasih telah berkunjung di blog kami, Apabila Anda menginginkan sesuatu untuk dibahas silahkan ketik dikolom komentar. InsyaAllah kami akan merespon secepatnya.