20 Mar 2017

RUANG LINGKUP ASBABUL WURUDIL HADITS

Assalamu'alaikum wr. wb.

Ruang lingkup Asbabul Wurudil Hadits.

Peristiwa yang melatarbelakangi munculnya hadits ada dua. Yaitu :
  1. Asbab Wurud Al-khas, yaitu peristiwa yang terjadi menjelang turunnya suatu hadits;
  2. Asbab Wurud Al’Am, yaitu semua peristiwa yang dapat dicakup hukum atau kandungannya oleh hadits, baik peristiwa itu terjadi sebelum maupun sesudah turunnya ayat itu. Pengertian yang kedua ini dapat diperluas sehingga mencangkup kondisi sosial pada msa turunnya hadits.
Sedangkan menurut imam  As-Suyuthi Asbab al-Wurud itu dapat dikatagorikan menjadi tiga macam, yaitu :

1.    Sebab yang berupa ayat al-Qur’an. 

Yaitu ayat al-Qur’an itu menjadi penyebab Nabi SAW. Mengeluarkan sabdanya. Contohnya antara lain firman Allah Swt. Yang berbunyi :

الذين أمنوا ولم يلبسوا إيمانهم بظلم أولئك لهم الأمن وهم مهتدون

“orang-orang yang beriman, dan mereka tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kedzaliman, mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu orang-orang yang mendapatkan petunjuk” (Q.S. Al-An’am: 82).

Ketika itu sebagian sahabat memahami kata “azh-zhulmu” dengan pengertian “jaur” yang berarti berbuat aniaya atau melanggar aturan. Nabi SAW. Kemudian memberikan penjelasan bahwa yang dimaksud “azh-zhulmu” dalam firman tersebut adalah “asy-syirku” yakni perbuatan syirik, sebagaimana yang disebutkan  dalam surat al-Luqman: 

إن الشرك لظلم عظيم

 “sesungguhnya syirik itu merupakan kezhaliman yang besar.” (Q.S al-Luqman: 13)

2.    Sebab yang berupa Hadits. 

Yakni pada waktu tertetnu terdapat suatu Hadits, namun sebagian sahabat merasa kesulitan memahaminya, maka kemudian muncul Hadits lain yang memberikan penjelasan terhadap Hadits tersebut. Contoh adalah Hadits yang berbunyi:

إن لله تعالى ملائكة في الأرض ينطق على ألسنة بني أدم بما في المرء من خير أو شر

“sesungguhnya Allah SWT memiliki para malaikat di bumi, yang dapat berbicara melalui mulut manusia mengenai kebaikan dan keburukan seseorang.” (HR. Hakim)

Dalam memahami Hadits tersebut, ternyata para sahabat merasa kesulitan, maka mereka bertanya: “Ya Rasul !, bagaimana hal itu dapat terjadi ?” Maka Nabi SAW menjelaskan lewat sabdanya yang lain sebagaimana Hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik. Suatu ketika Nabi SAW bertemu dengan rombongan yang membawa jenazah. Para sahabat kemudian memberikan pujian terhadap jenazah tersebut, seraya berkata: “Jenazah itu baik”. Mendengar pujian tersebut, maka Nabi berkata: “wajabat” (pasti masuk surga) tiga kali. Kemudian Nabi SAW bertemu lagi dengan rombongan yang membawa jenazah lain. Ternyata para sahabat mencelanya, seraya berkata: “Dia itu orang jahat”. Mendengar pernyataan itu, maka Nabi berkata: “wajabat” (pasti masuk neraka). 

Ketika mendengar komentar Nabi SAW yang demikian, maka para sahabat bertanya: “Ya rasul !, mengapa terhadap jenazah pertama engkau ikut memuji, sedangkan terhadap jenazah kedua tuan ikut mencelanya. Engkau katakan kepada kedua jenazah tersebut: “wajabat” sampai tiga kali. Nabi menjawab: iya benar. Lalu Nabi berkata kepada Abu Bakar, wahai Abu Bakar sesungguhnya Allah SWT memiliki para malaikat di bumi. Melalui mulut merekalah, malaikat akan menyatakan tentang kebaikan dan keburukan seseorang. (HR. al-Hakim dan al-Baihaqi) 

Dengan demikian, yang dimaksud dengan para malaikat Allah di bumi yang menceritakan tentang kebaikan keburukan seseorang adalah para sahabat atau orang-orang yang mengatakan bahwa jenazah ini baik dan jenazah itu jahat. 

3.    Sebab yang yang berkaitan dengan para pendengar dikalangan sahabat.

Sebagai contoh adalah persoalan yang berkaitan dengan sahabat Syuraid Bin Suwaid ats-Tsaqafi. Pada waktu Fathu makkah (pembukaan kota makkah) beliau pernah datang kepada nabi SAW seraya berkata: “Saya bernadzar akan shalat di Baitul Maqdis”. Mendengar pernyataan sahabat tersebut, lalu Nabi bersabda: “Shalat Di Sini, yakni Masjid al-Haram itu lebih utama”. Nabi SAW lalu bersabda: “Demi Dzat yang Jiwaku Berada dalam kekuasaan-Nya, seandainya kamu shalat disini (Masjid Al-Haram Makkah), maka sudah mencukupi bagimu untuk memenuhi nazarmu”. Kemudian Nabi SAW, bersabda lagi: “Shalat Dimasjid Ini, Yaitu Masjid Al-Haram Itu Lebih Utama Dari Pada 100.000 Kali Shalat Di Selain Masjid Al-Haram”. (H.R. Abdurrazzaq Dalam Kitab Al-Mushannafnya) (Munawwar, Abdul Mustaqim, 2001:9-12).

sekian, semoga bermanfaat.
Wassalamu'alaikum wr. wb.
 

0 komentar:

Posting Komentar

 
HADITH KNOWLEDGE

Terima kasih telah berkunjung di blog kami, Apabila Anda menginginkan sesuatu untuk dibahas silahkan ketik dikolom komentar. InsyaAllah kami akan merespon secepatnya.