MAKANAN YANG SEIMBANG DALAM ISLAM
Agama Islam sangat antusias dalam memelihara jiwa dan akal, yaitu dengan pemenuhan nutrisi yang sehat dan baik sejak masa kehamilan dan kelahiran,
kemudian pada fase kehidupan berikutnya. Syariat Islam telah menyerukan untuk
mengonsumsi berbagai ragam nutrisi seimbang yang dibutuhkan tubuh agar dapat
tumbuh dengan kondisi yang baik, sehat, dan normal. Hal ini sesuai sabda
Rasulullah Saw., “Seorang muslim yang kuat itu lebih baik dari mukmin yang
lemah.”(HR Muslim)
Tubuh manusia membutuhkan makanan seimbang yang dapat menyuplai gizi dalam
tubuh untuk mengganti sesuatu yang hilang dari tubuh setelah bergerak,
menghilangkan rasa sakit karena lapar, menjadikan kuat dalam melakukan
aktivitas, dan mengukuhkan peran kekebalan tubuh terhadap bibit penyakit.
Mengonsumsi makanan secara seimbang dapat menjamin kesehatan. Sebagai
perwujudan dari keseimbangan ini, Allah telah menetapkannya pada segala
sesuatu.
Dan Allah telah
meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan). Supaya kamu jangan
melampaui batas tentang neraca itu. Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil
dan janganlah kamu mengurangi neraca itu. (QS ar-Rahman [55]:7-9)
Dalam
berbagai penelitian, para nutrisionis (ahli gizi dan makanan) berusaha keras
mengetahui kebutuhan tubuh terhadap gizi makanan. Mereka membuat aturan yang
benar terhadap kebutuhan nutrisi dalam berbagai lingkungan yang didiami manusia
untuk berbagai tingkatan umur yang berbeda-beda dalam kehidupan manusia. Agama
Islam menganjurkan manusia untuk tidak mengahramkan apa yang sudah dihalalkan
Allah. Hal ini sesuai dengan firman Allah, “Hai orang-orang yang beriman,
makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan
bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah.” (QS
al-Baqarah [2]:172).
Agama Islam juga menganjurkan kepada manusia untuk mengambil haknya, yaitu
memakan tanpa berlebih-lebihan, tetapu juga tidak terlalu sedikit.[1]
Hai anak Adam,
pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah,
dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berlebih-lebihan. (QS al-A’raf [7]:31)
Ketika
menciptakan unta, sapi, kambing dan biri-biri untuk para hamba-Nya, Allah telah
menyuruh mereka agar mengambil bulu dan rambut hewan-hewan itu untuk
menghangatkan tubuh. Lalu, mengambil dagingnya untuk dimakan demi menjaga
kelangsungan dam kesinambungan kehidupan manusia.
Dan Dia telah
menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada (bulu) yang menghangatkan
dan berbagai manfaat, dan sebagiannya kamu makan. (QS an-Nahl [16]:5)
Ada
sebagian agama yang mengharamkan memakan daging, seperti agama Budha dan Hindu.
Agama tersebut hanya memperbolehkan pengikutnya mengonsumsi makanan yang
berasal dari tanam-tanaman sebagaimana layaknya kaum vegetarian. Meskipun
makanan dari tumbuhan kaya akan unsur-unsur penting, seperti mineral, karbohidrat,
dan vitamin, kadar nutrisinya-untuk menghasilkan suhu panas dan membentuk
jaringan-jaringan tubuh-jauh lebih banyak dibanding dengan orang-orang yang
mengonsumsi makanan secara seimbang, yaitu nabati dan hewani. Jadi, mengonsumsi
makanan nabati saja dapat menimbulkan tekanan atau tegangan pada sistem
pencernaan.
Pada
umumnya, gejala yang sering dikeluhkan atau dirasakan kaum vegetarian adalah
gejala anemia, kekurang vitamin B12, dan kekurangan zat besi. Oleh karena itu,
mereka sangat membutuhkan zat-zat lain, seperti yodium, kalsium, seng,
yaboflamin, dan vitamin D, yang mengandung gizi hewani dan memiliki keunggulan
dengan kualitas biogenik yang tinggi. Apalagi hampir dapat dipastikan, protein
hewani itu senyawa dengan protein manusia sehingga kemampuan memanfaatkan
protein hewani itu sangat tinggi. Dengan demikian, jelaslah hikmah ajaran Islam
dalam Al-Qur’an tentang pentingnya keseimbangan makanan.
وَاَمْدَدْنهُمْ
بِفَاكِهَةٍ وَلَحْمٍ مِّمَّا يَشْتَهُوْنَ
Dan Kami beri mereka tambahan dengan buah-buahan
dan daging dari segala jenis yang mereka ingini. (QS ath-Thur [52]:22)
وَفَاكِهَةٍ
مِّمَّا يَتَخَيَّرُوْنَ (20) وَلَحْمِ طَيْرِ مِّمَّا يَشْتَهُوْنَ (21)
Dan buah-buahan
dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.
(QS al-Waqi’ah [56]:20-21)
Di dalam kedua
ayat tersebut, telah terkumpul dengan sempurna antara buah-buahan daging atau
makanan nabati dan hewani.[2]
MAKANAN MENURUT KEDOKTERAN DAN ISLAM
Wahai anak-anak
Adam, pakailah pakaian kalian yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan
minumlah dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berelebih-lebihann. (QS al-A’raf [7]:31)
Ayat tersebut
secara ringkas, tetapi cakupannya sangat luas. Di dalamya
terangkum kaidah-kaidah kesehatan (“..makan dan minumlah dan janganlah
berlebih-lebihan”). Tidak diragukan lagi,
seseorang yang mengonsumsi makanan dan minuman dengan seimbang, kesehatannya
akan terjamin dan terhindar dari penyakit. Sesungguhnya Allah Swt. memberikan
nikmat yang tidak terhingga kepada kita.
Dan jika kalian menghitung nikmat Allah, niscaya kalian tidak akan
mampu menghitungnya...(QS an-Nahl [16]:18)
Allah Swt.
menghidangkan berbagai macam makanan dan minuman kepada kita,tetapi Dia juga
memerintahkan agar kita tidak berlebihan dalam mengonsumsinya karena kapasitas
lambung manusia terbatas. Jika lambung berlebihan mengonsumsi makanan, proses
kerjanya akan bertambah dan terbebani sehingga tidak sanggup lagi melakukan
pencernaan. Akhirnya, perut pun mengembang karena makanan-makanan itu.
Jika perut sudah
penuh dengan makanan, minuman, unsur-unsur gas dari dampak peragian, hal ini
akan menimbulkan tekanan dahsyat pada hati. Hati terletak di atas lambung dan
hanya dibatasi selaput dinding. Tekanan pada hati tersebut dapat mendesak
paru-paru sehingga megakibatkan sulit bernapas. Lambung pun akan melebar karena
beban makanan yang tidak tercerna terlalu berat. Akhirnya, seseorang bisa
muntah, muntaber, susah buang air besar, pusing, lemah, lesu.
Allah Swt.
menciptakan manusia, kemudian menjadikan kendali pada mulutnya dan penghalang
pada lambungnya. Mulutnya dipenuhi suapan dan perutnya dipenuhi dengan makanan
sampai dia tidak memedulikan perutnya lagi. Bahkan, tidak ada bedanya orang
kaya yang besar perutnya dan orang fakir yang kelaparan.
Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw.
bersabda, “Lambung ini telaganya tubuh dan darinya keringat keluar. Jika
lambungnya sehat, keringat akan keluar dengan sehat. Jika lambungnya sakit,
yang keluar adalah keringat kotor.”
Rasulullah Saw. juga menjelaskan dalam hadis tentang kadar makanan
yang harus dikonsumsi. Beliau bersabda, “Tak ada bejana yang diisi manusia
lebih buruk dari perutnya. Cukuplah bagi anak Adam megisi beberapa suap, yaitu
suapan yang dapat menegakkan tulang belakangnya (menunaikan kewaibannya). Kalau
dia igin mengisi perutnya maka sepertiga untuk ruang makanan, sepertiga untuk
ruang minumnya, dan sepertiga untuk ruang napasnya.”
Ketika makan, hendaknya seseorang mengisi sepertiga bagian perutnya
dengan makanan dan sepertiganya lagi dengan minuman, lalu mengosongkan sepertiga
yang lain agar tidak menyempitkan pernapasan. Tujuan makan adalah untuk
menguatkan tulang punggung, mengembalikan energi yang hilang dari tubuh,
menjaga suhu panas tubuh, dan membantu pertumbuhan tubuh.
Beberapa petunjuk dokter dalam makanan adalah sebagai berikut.
1.
Kita
tidak dapat membatasi siapa pun untuk mengonsumsi makanan karena kesehatan
setiap manusia, daya makan, dan daya cernanya berbeda-beda. Namun dari segi
makanan, mungkin kita dapat membatasinya melalui makanan yang mengandung
protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin.
2.
Ketika
jadwal makan sudah tiba, tetapi tidak selera menyantapnya karena merasa masih
kenyang, sebaiknya tidak menyantap makanan itu.
3.
Pada
waktu makan, hendaknya dada dalam keadaan lapang dan pikiran dalam keadaan
tenang.
4.
Rasulullah
Saw. melarang memasukkan makanan pada makanan. Artinya, tidak diharuskan makan
buah-buahan setelah makan. Sebaliknya, hal ini dilakukan dua jam setelah makan.
5.
Hendaklah
tidak makan apa pun setelah makan, kecuali buah-buahan. Itu pun dua jam setelah
makan.
6.
Meminum
satu sendok (penuh) madu dicampur air (bukan air es) dan mengaduknya dengan
baik. Rasulullah Saw. bersabda, “Hendaklah kalian meminum madu.” Madu
yang dicampur air minum akan mengatur kadar zat yang terdapat pada air sesuai
dengan kadar zat yang terkandung dalam madu.
7.
Membiasakan
diri meminum satu sendok (penu) zaitun yang dicampur dua tetes cuka dalam acar.
Jangan lupa meminum air acarnya.
8.
Untuk
menjaga keseimbangan tubuh, kita dapat megganti makanan pokok degan satu gelas
susu yang dicampur dengan tujuh butir kurma kering.
MACAM MAKANAN YANG DIANJURKAN DALAM AL QURAN DAN SUNNAH
a)
Buah Tin
“Demi buah tin dan buah zaitun, dan demi Bukit Sinai”.
(QS at-Tin(95):1-2)
Buah tin tidak ada di negeri Hijaz atau Medinah. Lafal
at-tin hanya disebut sekali dalam Al-Qur’an dan digunakan oleh Allah swt
bersumpah dengan buah tin. Buah tin yang disumpah itu adalah buah tin yang
dikenal sekarang ini.
Buah tin mengandung kadar zat gula yang tinggi. Mineral
yang terpenting adlah kalsium, fosfor, dan zat besi. Buah tin juga mengandung
vitamin, seperti vitamin A, B, C dan K (yaitu zat yang mengandung dominasi
proses pembekuan darah dan penghentian pendarahan). Nilai nutrisi yang terdapat
pada buah tin tergantung pada kandungan zat gula yang tinggi, kalsium, dan zat
besi.[3]
b)
Buah Zaitun
Pohon zaitun adalah pohon yang banyak ditanam, semua yang
terkandung didalamnya mengandung manfaat bagi manusia, seperti minyak, kayu,
daun , dan buahnya. buah zaitun terdiri atas kurang lebih 67% air, 23% minyak
(zaitun), 5% protein, dan 1% mineral. Diantara 1% mineral itu adalah kalsium
dan besi. Buah zaitu mengandung berbagai macam vitamin karena di dalamnya
memuat minyak yang mengendung vitamin A dan D. Dengan vitamin A dan D,
mayoritas bahan-bahan yang mengandung memiliki keistimewaan tersendiri. Buah
zaitu termasuk buah-buahan natural, otomatis mengandung vitamin B dan C.
Di dalam hadis
juga disebutkan bahwa Rasulullah pernah berwasiat tentang khasiat zaitun dalam
hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah ra., “Makanlah minyak zaitun dan
berminyaklah dengannya karena ia termasuk pohon yang diberkahi.(HR Turmudzi dan
Ibnu Majah).
c)
Buah Delima
“Di dalam kedua surga itu ada macam-macam buah-buahan,
kurma, serta buah delima” (QS ar-Rahman(55):68)
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra dalam satu hadis mauquf
dan marfu’ Rasulullah saw bersabda bahwa buah delima termasuk buah surga, “Tak
satupun buah delima yang kalian tanam melainkan ia dibuahi dengan biji buah
delima surga”.
Kulit luar buah delima mengandung asam tanat (tannic
acid), yaitu zat pembasmi dan pembersih bakteri. Selain pada kulit luarnya,
bagian-bagian buahnya pun mengandung zat tannic acid. Perasan buah delima juga
mengandung tannic acid, zat gula mentol, dan unsur besi dalam jumlah yang cukup
tinggi.
d) Buah kurma
Alloh SWT berfirman kepada maryam, “ dan
goyangkanlah pangkal pohon urma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan
mengugurkan buah kurma yang masak kepadamu. Maka makan, minum, dan
bersenanghatilah kamu....” (QS Maryam [19]:25-26)
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam
Bukhari bersumber dari Abdullah bin Ja’far r.a ia berkata, “ aku melihat
Rasululloh saw. memakan buah mentimun dengan buah kurma.” (HR Bukhari Muslim)
Komposisi buah kurma terdiri atas 70% zat
gula, 20% protein, dan 3% lemak. Buah kurma kaya akan zat garam mjneral yang
menetralisasi asam, sperti kalsium, potasium ( unsur kimia yang halus dan
berwarna putih) dan zat besi. buah kurma juga mengandung sejumlah vitamin B dan
C.
Manusia dapat bertahan hidup dalam masa yang
cukup lama dengan mengonsumsi buah kurma karena sangat kaya dengan zat gula.
Jika hanya mengkonsumsi buah kurma akan mengakibatkan kekurusan. Namun, jika
dikonsumsi dengan segelas susu akan menjadi makanan yang sempurna. Kebanyakan orang badui mengkonsumsi buah
kurma yang dikeringkan dan susu kambing. Ternyata mereka sangat terjamin
kesehatannya, mereka jarang menderita penyakit kronis, dan jarang sekali gejala
kegemukan ditemukan di antara mereka.
Buah kurma matang sangat kaya dengan unsur
kalsium dan besi. oleh karena itu, ia disitimewakan oleh Alloh SWT sebagai
makanan wanita yang sedang nifas. Alloh SWT telah memerintahkan ibunda siti
maryam al-‘adzra’ (yang perawan) untuk memakannya ketika sedang nifas. Kadar
zat besi dan kalsium yang di kandung buah kurma matang sangat penting sekali
dalam proses pembentukan air susu ibu, mengganti tenaga ibi yang terkuras saat
melahirkan atau menyusui. Juga berpengaruh penting bagi pertumbuhan bayi serta
pembentukan darah tulang sumsum.
Rasulullah saw pernah berbuka dengan beberapa
buah kurma sebelum melaksanakan sholat. Hal ini merupakan strtegi pengaturan
yang sangat teliti. Sebab puasa adalah mengosongkan perut dari makan hingga
hati tidak mendapatkan suplai makanan dari perut dan tidak dapat mengirimnya
keseluruh tubuh. Padahal, rasa manis merupakan sesuatu yang sangat cepat
meresap dan paling di sukai hati, apalagi kalau dalam keadaan basah. Setelah
itu hatipun memproses dan melumatnya serta mengirim zat yang di hasilkan
keseluruh anggota tubuh dan otak.
e) Buah anggur
Alloh SWT berfirman, “ Dia menumbuhkan bagi
kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman : Zaitun, kurma, anggur, dan segala
macam buah-buahan.sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda (kebesaran Alloh) bagi kaum yang memikirkan.( QS An-nahl [16]:11)
Dalam al-Qur’an, Alloh SWT sering menyebutkan
buah anggur. Buah anggur merupakan nikmat Alloh SWT yang dianugrahkan kepada
hamba-hambaNya di dunia dan akhirat.
Buah anggur mengandung sekitar 15% zat gula. 7 % diantaranya berbentuk glokosa.
1,5 % zat protein dan 1,5% zat lemak. Buah anggur sangat kaya akan vitamin B
kompleks yang banyak bekerja mengaktifkan tubuh manusia. Serta kaya akan
vitamin C yang mampu meningkatkan daya tahan tubuh.
f) Buah pisang
Alloh SWT berfirman, “ dan golongan kanan, alangkah
bahagiannya golongan kanan itu. Berada di antara pohon bidara yang tidak
berduri dan pohon pisan yang bersusun-susun
MAKANAN YANG DIHARAMKAN AL QURAN
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah,
daging babi, dan daging hewan yang disembelih bukan atas nama Allah, yang
tercikik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang
buas, kecual yang sempat kamu sembelih. Dan
diharmakan pula yang disembelih untuk berhala. Dan diharamkan pula mengundi
nasib dengan azlam (anak panah), karena itu suatu perbuatan fasik. Pada hari
ini orang-orang kafir telah putus asa utnuk menglahkan agamamu, sebab itu
janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku. Pada hari ini
telah aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah aku cukupkan nikmat-Ku bagimu,
dan telah aku ridhai islam sebagai agamamu. Tetapi barangsiapa terpakasa karena
lapar bukan karena ingin berbuat dosa, maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha
Penyayang.”(QS Al-Maidah(5) : 3)
Berdasarkan ayat di atas terdapat beberapa
makanan yang diharamkan oleh Allah antara lain :
a.
Bangkai dan Darah
Hewan yang telah mati menjadi tempat yang subur bagi mikrob. Salah satu
diantaranya adalah jenis mikrob yang mengakibatkan penyakit mematikan bagi
manusia. Ada juga mikrob yang menghasilkan racun yang mampu menyengsarakan
manusia. Terkadang racun ini tidak dapat dimusnahkan dengan dimasak. Racun ini
tetap meracuni manusia setelah dimakan, walaupun sudah dimasak.Darah adalah lingkungan subur untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan
mikrob. Oleh karena itu para bakteriologis biasa meneteskan darah ke suatu
daerah ketika hendak mengembangbiakkan suatu jenis mikrob khusus, tempat
pengembangbiakkan bakteri tersebut. Darah hewan yang sudah mati dapat membantu
perkembangan mikrob dalam tubuh dan membantu mempercepat kerusakan daging
tubuh.Keberadaan darah dalam jumlah besar pada usus-usus manusia dapat membantu
pembentukan susunan amoniak yang berpengaruh pada otak, dan akan terjadi
gejolak-gejolak penyakit yang kadang menyebabkan keadaan koma (comatose) dan
hilanh kesadaran. Hal ini disebabkan manusia menelan banyak darah, seperti
pendarahan pada tenggorokan, lambung dan usus. Oleh karena itu diwajibkan menyucikan
hewan yang telah disembelih dengan cara membersihkan darah dari tubuhnya dan
menyebut asma Allah sebelum hewan itu disembelih sehingga menjadi halal untuk
dimakan.
Hal ini menunjukkan bahwa Allah mengharamkan bangkai dan darah bagi manusia
karena keduanya memiliki mudharat yang tidak baik bagi kesehatan manusia. Akan
tetapi tidak semua darah diharamkan, yakni darah yang diartikan sebagai jenis
daging seperti hati, limfa dan darah yang bercampur dengan daging yang tidak
mengalir, tidak diharamkan berdasarkan ijma’ para ulama yang menghalalkannya.
b. Daging Babi
Pada dasarnya babi adalah hewan yang hidup pada tabiat kotor dan jorok.
Babi memakan segala macam bentuk kotoran dan bangkai sehingga kotorannya
sendiri dan kotoran manusiapun dimakannya. Babi adalah hewan yang mengandung
parasit dan bakteri yang membahayakan. Babi merupakan faktor terbesar yang
menimbulkan segala penyakit pada manusia. Oleh karena itu tidak layak
dikonsumsi manusia, terdapat beebrapa parasit dalam daging babi antara lain :
1. Cacing pita (Taeni solium)
2. Cacing spiral (Trichinella spiralis)
3. Cacing schistosoma japonicum
4. Fasciolepsis buski
5. Cacing ascaris
6. Cacing anylostoma duodenale
7. Clonorchis sinensis
8. Cacing paru-paru
9. Erysipelothrix rhusiopthiae
Selain berbagai jenis cacing terdapat beberapa bakteri yang terdapat dalam
daging babi antara lain :
1) Tuberculocis (TBC)
2) Cacar (Small pox)
3) Kudis (Scabies)
4) Kumparan kuman-kuman (Rusiformas N)
5) Kolera (Salmonella choleraesuis)
6) Balantidium coli
7) Mikrob brucellosis
8) Mikrob toxoplasma gondii
Suatu hal yang perlu dicermati dari hikmah pengharaman daging babi yakni
sampai saat ini belum diketahui obat penawar yang efektif untuk melumpuhkan
parasit dan bakteri tersebut. Oleh karena itu Islam mengharamkan daging babi
untuk dikonsumsi.
c. Daging Hewan yang Dicekik, Dipukul, Jatuh, Ditanduk, Diterkam Binatang Buas
dan Disembelih untuk Berhala
Hewan yang diterkam binantang buas lalu mati karena luka terkaman itu
diharamkan bagi manusia untuk memakannya, karena pengharamannya sama seperti
hukum memakan bangkai dan air liur, darah dan semua struktur binatang buas
mengandung virus yang mematikan bagi manusia yaitu virus rabies.
Hewan yang disembelih untuk berhala yaitu hewan yang disembelih untuk
dipersembahkan untuk berhala. Orang-orang jahiliyah menyembelih hewan korban-korban
untuk dipersembahkan kepada berhala-berhala yang mereka agungkan.
Adapun hewan yang disembelih tanpa menyebut nama Allah atau dipersembahkan
bukan untuk Allah diharamkan karena adanya penyakit ruhiyah yaitu penyakit yang
menafikan kesehatan persepsi, keselamatan hati, kesucian jiwa, kemurnian
perasaan dan kesatuan yang dituju.
d. Khamr dan Minuman Beralkohol
Khamr dapat diartikan air perasan anggur yang direbus. Selain air perasan
anggur, yakni segala yang dapat menghilangkan kesadaran akal hukumnya sama
dengan khamr.
Allah mengharamkan khamr karena merusak akal pikiran, sedangkan akal
merupakan asas berlakunya beban syariat. Bahkan melalui fitroh sehat, sebagian
cemdekiawan mengharamkan diri mereka untuk minum khamr, sebelum Al-qur’an
diturunkan dan mengharamkannya.
Pengaruh khamar bagi manusia bertumpu pada dua faktor yakni kuantitas
alkohol dan tekanan pada darah dan adanya respon dari sistem urat-urat saraf
pada manusia.
Bahaya paling besar yang ditimbulkan khamar terjadi pada sistem urat-urat
syaraf yang secara berangsur-angsur akan
kecanduan alkohol. Jumlah alkohol yang diteguk pertama kali akan memberikan
ketenangan, kenikmatan, dan lupa kesedihan. Namun, pada tahap berikutnya, akan
menimbulkan kecanduan pada peminumnya. Efek alkohol akan berpengaruh pada
sistem urat saraf, jantung dan kelancaran aliran darah, sel-sel darah, dan
terhadap hati manusia.
[1] Abdul Basith Muhammad Sayyid, Ketika
Rasulullah Tidak Pernah Sakit(Solo:Tinta Medina)hlm.17-18
[2]
Ibid,....hlm 19-20






0 komentar:
Posting Komentar