17 Jun 2018

MAKANAN DAN MINUMAN DALAM ISLAM


                 MAKANAN YANG  SEIMBANG DALAM ISLAM
Agama Islam sangat antusias dalam memelihara jiwa dan akal, yaitu dengan pemenuhan nutrisi yang sehat dan baik sejak masa kehamilan dan kelahiran, kemudian pada fase kehidupan berikutnya. Syariat Islam telah menyerukan untuk mengonsumsi berbagai ragam nutrisi seimbang yang dibutuhkan tubuh agar dapat tumbuh dengan kondisi yang baik, sehat, dan normal. Hal ini sesuai sabda Rasulullah Saw., “Seorang muslim yang kuat itu lebih baik dari mukmin yang lemah.”(HR Muslim)
Tubuh manusia membutuhkan makanan seimbang yang dapat menyuplai gizi dalam tubuh untuk mengganti sesuatu yang hilang dari tubuh setelah bergerak, menghilangkan rasa sakit karena lapar, menjadikan kuat dalam melakukan aktivitas, dan mengukuhkan peran kekebalan tubuh terhadap bibit penyakit. Mengonsumsi makanan secara seimbang dapat menjamin kesehatan. Sebagai perwujudan dari keseimbangan ini, Allah telah menetapkannya pada segala sesuatu.
Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan). Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu. Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu. (QS ar-Rahman [55]:7-9)
            Dalam berbagai penelitian, para nutrisionis (ahli gizi dan makanan) berusaha keras mengetahui kebutuhan tubuh terhadap gizi makanan. Mereka membuat aturan yang benar terhadap kebutuhan nutrisi dalam berbagai lingkungan yang didiami manusia untuk berbagai tingkatan umur yang berbeda-beda dalam kehidupan manusia. Agama Islam menganjurkan manusia untuk tidak mengahramkan apa yang sudah dihalalkan Allah. Hal ini sesuai dengan firman Allah, “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar  hanya kepada-Nya kamu menyembah.” (QS al-Baqarah [2]:172).
Agama Islam juga menganjurkan kepada manusia untuk mengambil haknya, yaitu memakan tanpa berlebih-lebihan, tetapu juga tidak terlalu sedikit.[1]
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (QS al-A’raf [7]:31)
            Ketika menciptakan unta, sapi, kambing dan biri-biri untuk para hamba-Nya, Allah telah menyuruh mereka agar mengambil bulu dan rambut hewan-hewan itu untuk menghangatkan tubuh. Lalu, mengambil dagingnya untuk dimakan demi menjaga kelangsungan dam kesinambungan kehidupan manusia.
Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai manfaat, dan sebagiannya kamu makan. (QS an-Nahl [16]:5)
            Ada sebagian agama yang mengharamkan memakan daging, seperti agama Budha dan Hindu. Agama tersebut hanya memperbolehkan pengikutnya mengonsumsi makanan yang berasal dari tanam-tanaman sebagaimana layaknya kaum vegetarian. Meskipun makanan dari tumbuhan kaya akan unsur-unsur penting, seperti mineral, karbohidrat, dan vitamin, kadar nutrisinya-untuk menghasilkan suhu panas dan membentuk jaringan-jaringan tubuh-jauh lebih banyak dibanding dengan orang-orang yang mengonsumsi makanan secara seimbang, yaitu nabati dan hewani. Jadi, mengonsumsi makanan nabati saja dapat menimbulkan tekanan atau tegangan pada sistem pencernaan.
            Pada umumnya, gejala yang sering dikeluhkan atau dirasakan kaum vegetarian adalah gejala anemia, kekurang vitamin B12, dan kekurangan zat besi. Oleh karena itu, mereka sangat membutuhkan zat-zat lain, seperti yodium, kalsium, seng, yaboflamin, dan vitamin D, yang mengandung gizi hewani dan memiliki keunggulan dengan kualitas biogenik yang tinggi. Apalagi hampir dapat dipastikan, protein hewani itu senyawa dengan protein manusia sehingga kemampuan memanfaatkan protein hewani itu sangat tinggi. Dengan demikian, jelaslah hikmah ajaran Islam dalam Al-Qur’an tentang pentingnya keseimbangan makanan.
وَاَمْدَدْنهُمْ بِفَاكِهَةٍ وَلَحْمٍ مِّمَّا يَشْتَهُوْنَ
Dan Kami beri mereka tambahan dengan buah-buahan dan daging dari segala jenis yang mereka ingini. (QS ath-Thur [52]:22)
وَفَاكِهَةٍ مِّمَّا يَتَخَيَّرُوْنَ (20) وَلَحْمِ طَيْرِ مِّمَّا يَشْتَهُوْنَ (21)
Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang mereka inginkan. (QS al-Waqi’ah [56]:20-21)
Di dalam kedua ayat tersebut, telah terkumpul dengan sempurna antara buah-buahan daging atau makanan nabati dan hewani.[2]

                 MAKANAN MENURUT KEDOKTERAN DAN ISLAM
Wahai anak-anak Adam, pakailah pakaian kalian yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berelebih-lebihann. (QS al-A’raf [7]:31)
Ayat tersebut secara ringkas, tetapi cakupannya sangat luas. Di dalamya terangkum kaidah-kaidah kesehatan (“..makan dan minumlah dan janganlah berlebih-lebihan”). Tidak diragukan lagi, seseorang yang mengonsumsi makanan dan minuman dengan seimbang, kesehatannya akan terjamin dan terhindar dari penyakit. Sesungguhnya Allah Swt. memberikan nikmat yang tidak terhingga kepada kita.
Dan jika kalian menghitung nikmat Allah, niscaya kalian tidak akan mampu menghitungnya...(QS an-Nahl [16]:18)
            Allah Swt. menghidangkan berbagai macam makanan dan minuman kepada kita,tetapi Dia juga memerintahkan agar kita tidak berlebihan dalam mengonsumsinya karena kapasitas lambung manusia terbatas. Jika lambung berlebihan mengonsumsi makanan, proses kerjanya akan bertambah dan terbebani sehingga tidak sanggup lagi melakukan pencernaan. Akhirnya, perut pun mengembang karena makanan-makanan itu.
            Jika perut sudah penuh dengan makanan, minuman, unsur-unsur gas dari dampak peragian, hal ini akan menimbulkan tekanan dahsyat pada hati. Hati terletak di atas lambung dan hanya dibatasi selaput dinding. Tekanan pada hati tersebut dapat mendesak paru-paru sehingga megakibatkan sulit bernapas. Lambung pun akan melebar karena beban makanan yang tidak tercerna terlalu berat. Akhirnya, seseorang bisa muntah, muntaber, susah buang air besar, pusing, lemah, lesu.
            Allah Swt. menciptakan manusia, kemudian menjadikan kendali pada mulutnya dan penghalang pada lambungnya. Mulutnya dipenuhi suapan dan perutnya dipenuhi dengan makanan sampai dia tidak memedulikan perutnya lagi. Bahkan, tidak ada bedanya orang kaya yang besar perutnya dan orang fakir yang kelaparan.
            Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Lambung ini telaganya tubuh dan darinya keringat keluar. Jika lambungnya sehat, keringat akan keluar dengan sehat. Jika lambungnya sakit, yang keluar adalah keringat kotor.”  
Rasulullah Saw. juga menjelaskan dalam hadis tentang kadar makanan yang harus dikonsumsi. Beliau bersabda, “Tak ada bejana yang diisi manusia lebih buruk dari perutnya. Cukuplah bagi anak Adam megisi beberapa suap, yaitu suapan yang dapat menegakkan tulang belakangnya (menunaikan kewaibannya). Kalau dia igin mengisi perutnya maka sepertiga untuk ruang makanan, sepertiga untuk ruang minumnya, dan sepertiga untuk ruang napasnya.
Ketika makan, hendaknya seseorang mengisi sepertiga bagian perutnya dengan makanan dan sepertiganya lagi dengan minuman, lalu mengosongkan sepertiga yang lain agar tidak menyempitkan pernapasan. Tujuan makan adalah untuk menguatkan tulang punggung, mengembalikan energi yang hilang dari tubuh, menjaga suhu panas tubuh, dan membantu pertumbuhan tubuh.
Beberapa petunjuk dokter dalam makanan adalah sebagai berikut.
1.      Kita tidak dapat membatasi siapa pun untuk mengonsumsi makanan karena kesehatan setiap manusia, daya makan, dan daya cernanya berbeda-beda. Namun dari segi makanan, mungkin kita dapat membatasinya melalui makanan yang mengandung protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin.
2.      Ketika jadwal makan sudah tiba, tetapi tidak selera menyantapnya karena merasa masih kenyang, sebaiknya tidak menyantap makanan itu.
3.      Pada waktu makan, hendaknya dada dalam keadaan lapang dan pikiran dalam keadaan tenang.
4.      Rasulullah Saw. melarang memasukkan makanan pada makanan. Artinya, tidak diharuskan makan buah-buahan setelah makan. Sebaliknya, hal ini dilakukan dua jam setelah makan.
5.      Hendaklah tidak makan apa pun setelah makan, kecuali buah-buahan. Itu pun dua jam setelah makan.
6.      Meminum satu sendok (penuh) madu dicampur air (bukan air es) dan mengaduknya dengan baik. Rasulullah Saw. bersabda, “Hendaklah kalian meminum madu.” Madu yang dicampur air minum akan mengatur kadar zat yang terdapat pada air sesuai dengan kadar zat yang terkandung dalam madu.
7.      Membiasakan diri meminum satu sendok (penu) zaitun yang dicampur dua tetes cuka dalam acar. Jangan lupa meminum air acarnya.
8.      Untuk menjaga keseimbangan tubuh, kita dapat megganti makanan pokok degan satu gelas susu yang dicampur dengan tujuh butir kurma kering. 

                              MACAM MAKANAN YANG DIANJURKAN DALAM AL QURAN DAN SUNNAH
a)      Buah Tin
“Demi buah tin dan buah zaitun, dan demi Bukit Sinai”. (QS at-Tin(95):1-2)
Buah tin tidak ada di negeri Hijaz atau Medinah. Lafal at-tin hanya disebut sekali dalam Al-Qur’an dan digunakan oleh Allah swt bersumpah dengan buah tin. Buah tin yang disumpah itu adalah buah tin yang dikenal sekarang ini.
Buah tin mengandung kadar zat gula yang tinggi. Mineral yang terpenting adlah kalsium, fosfor, dan zat besi. Buah tin juga mengandung vitamin, seperti vitamin A, B, C dan K (yaitu zat yang mengandung dominasi proses pembekuan darah dan penghentian pendarahan). Nilai nutrisi yang terdapat pada buah tin tergantung pada kandungan zat gula yang tinggi, kalsium, dan zat besi.[3]
b)      Buah Zaitun
Pohon zaitun adalah pohon yang banyak ditanam, semua yang terkandung didalamnya mengandung manfaat bagi manusia, seperti minyak, kayu, daun , dan buahnya. buah zaitun terdiri atas kurang lebih 67% air, 23% minyak (zaitun), 5% protein, dan 1% mineral. Diantara 1% mineral itu adalah kalsium dan besi. Buah zaitu mengandung berbagai macam vitamin karena di dalamnya memuat minyak yang mengendung vitamin A dan D. Dengan vitamin A dan D, mayoritas bahan-bahan yang mengandung memiliki keistimewaan tersendiri. Buah zaitu termasuk buah-buahan natural, otomatis mengandung vitamin B dan C.
 Di dalam hadis juga disebutkan bahwa Rasulullah pernah berwasiat tentang khasiat zaitun dalam hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah ra., “Makanlah minyak zaitun dan berminyaklah dengannya karena ia termasuk pohon yang diberkahi.(HR Turmudzi dan Ibnu Majah).
c)      Buah Delima
“Di dalam kedua surga itu ada macam-macam buah-buahan, kurma, serta buah delima” (QS ar-Rahman(55):68)
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra dalam satu hadis mauquf dan marfu’ Rasulullah saw bersabda bahwa buah delima termasuk buah surga, “Tak satupun buah delima yang kalian tanam melainkan ia dibuahi dengan biji buah delima surga”.
Kulit luar buah delima mengandung asam tanat (tannic acid), yaitu zat pembasmi dan pembersih bakteri. Selain pada kulit luarnya, bagian-bagian buahnya pun mengandung zat tannic acid. Perasan buah delima juga mengandung tannic acid, zat gula mentol, dan unsur besi dalam jumlah yang cukup tinggi.
d)     Buah kurma
Alloh SWT berfirman kepada maryam, “ dan goyangkanlah pangkal pohon urma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan mengugurkan buah kurma yang masak kepadamu. Maka makan, minum, dan bersenanghatilah kamu....” (QS Maryam [19]:25-26)
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari bersumber dari Abdullah bin Ja’far r.a ia berkata, “ aku melihat Rasululloh saw. memakan buah mentimun dengan buah kurma.” (HR Bukhari Muslim)
Komposisi buah kurma terdiri atas 70% zat gula, 20% protein, dan 3% lemak. Buah kurma kaya akan zat garam mjneral yang menetralisasi asam, sperti kalsium, potasium ( unsur kimia yang halus dan berwarna putih) dan zat besi. buah kurma juga mengandung sejumlah vitamin B dan C.
Manusia dapat bertahan hidup dalam masa yang cukup lama dengan mengonsumsi buah kurma karena sangat kaya dengan zat gula. Jika hanya mengkonsumsi buah kurma akan mengakibatkan kekurusan. Namun, jika dikonsumsi dengan segelas susu akan menjadi makanan yang sempurna.  Kebanyakan orang badui mengkonsumsi buah kurma yang dikeringkan dan susu kambing. Ternyata mereka sangat terjamin kesehatannya, mereka jarang menderita penyakit kronis, dan jarang sekali gejala kegemukan ditemukan di antara mereka.
Buah kurma matang sangat kaya dengan unsur kalsium dan besi. oleh karena itu, ia disitimewakan oleh Alloh SWT sebagai makanan wanita yang sedang nifas. Alloh SWT telah memerintahkan ibunda siti maryam al-‘adzra’ (yang perawan) untuk memakannya ketika sedang nifas. Kadar zat besi dan kalsium yang di kandung buah kurma matang sangat penting sekali dalam proses pembentukan air susu ibu, mengganti tenaga ibi yang terkuras saat melahirkan atau menyusui. Juga berpengaruh penting bagi pertumbuhan bayi serta pembentukan darah tulang sumsum.
Rasulullah saw pernah berbuka dengan beberapa buah kurma sebelum melaksanakan sholat. Hal ini merupakan strtegi pengaturan yang sangat teliti. Sebab puasa adalah mengosongkan perut dari makan hingga hati tidak mendapatkan suplai makanan dari perut dan tidak dapat mengirimnya keseluruh tubuh. Padahal, rasa manis merupakan sesuatu yang sangat cepat meresap dan paling di sukai hati, apalagi kalau dalam keadaan basah. Setelah itu hatipun memproses dan melumatnya serta mengirim zat yang di hasilkan keseluruh anggota tubuh dan otak.
e)      Buah anggur
Alloh SWT berfirman, “ Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman : Zaitun, kurma, anggur, dan segala macam buah-buahan.sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Alloh) bagi kaum yang memikirkan.( QS An-nahl [16]:11)
Dalam al-Qur’an, Alloh SWT sering menyebutkan buah anggur. Buah anggur merupakan nikmat Alloh SWT yang dianugrahkan kepada hamba-hambaNya  di dunia dan akhirat. Buah anggur mengandung sekitar 15% zat gula. 7 % diantaranya berbentuk glokosa. 1,5 % zat protein dan 1,5% zat lemak. Buah anggur sangat kaya akan vitamin B kompleks yang banyak bekerja mengaktifkan tubuh manusia. Serta kaya akan vitamin C yang mampu meningkatkan daya tahan tubuh.
f)       Buah pisang
Alloh SWT berfirman, “ dan golongan kanan, alangkah bahagiannya golongan kanan itu. Berada di antara pohon bidara yang tidak berduri dan pohon pisan yang bersusun-susun
                                                  MAKANAN YANG DIHARAMKAN AL QURAN

“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, dan daging hewan yang disembelih bukan atas nama Allah, yang tercikik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecual yang sempat kamu sembelih. Dan diharmakan pula yang disembelih untuk berhala. Dan diharamkan pula mengundi nasib dengan azlam (anak panah), karena itu suatu perbuatan fasik. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa utnuk menglahkan agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah aku ridhai islam sebagai agamamu. Tetapi barangsiapa terpakasa karena lapar bukan karena ingin berbuat dosa, maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”(QS Al-Maidah(5) : 3)
Berdasarkan ayat di atas terdapat beberapa makanan yang diharamkan oleh Allah antara lain :
a.       Bangkai dan Darah
Hewan yang telah mati menjadi tempat yang subur bagi mikrob. Salah satu diantaranya adalah jenis mikrob yang mengakibatkan penyakit mematikan bagi manusia. Ada juga mikrob yang menghasilkan racun yang mampu menyengsarakan manusia. Terkadang racun ini tidak dapat dimusnahkan dengan dimasak. Racun ini tetap meracuni manusia setelah dimakan, walaupun sudah dimasak.Darah adalah lingkungan subur untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan mikrob. Oleh karena itu para bakteriologis biasa meneteskan darah ke suatu daerah ketika hendak mengembangbiakkan suatu jenis mikrob khusus, tempat pengembangbiakkan bakteri tersebut. Darah hewan yang sudah mati dapat membantu perkembangan mikrob dalam tubuh dan membantu mempercepat kerusakan daging tubuh.Keberadaan darah dalam jumlah besar pada usus-usus manusia dapat membantu pembentukan susunan amoniak yang berpengaruh pada otak, dan akan terjadi gejolak-gejolak penyakit yang kadang menyebabkan keadaan koma (comatose) dan hilanh kesadaran. Hal ini disebabkan manusia menelan banyak darah, seperti pendarahan pada tenggorokan, lambung dan usus. Oleh karena itu diwajibkan menyucikan hewan yang telah disembelih dengan cara membersihkan darah dari tubuhnya dan menyebut asma Allah sebelum hewan itu disembelih sehingga menjadi halal untuk dimakan.
Hal ini menunjukkan bahwa Allah mengharamkan bangkai dan darah bagi manusia karena keduanya memiliki mudharat yang tidak baik bagi kesehatan manusia. Akan tetapi tidak semua darah diharamkan, yakni darah yang diartikan sebagai jenis daging seperti hati, limfa dan darah yang bercampur dengan daging yang tidak mengalir, tidak diharamkan berdasarkan ijma’ para ulama yang menghalalkannya.
b.      Daging Babi
Pada dasarnya babi adalah hewan yang hidup pada tabiat kotor dan jorok. Babi memakan segala macam bentuk kotoran dan bangkai sehingga kotorannya sendiri dan kotoran manusiapun dimakannya. Babi adalah hewan yang mengandung parasit dan bakteri yang membahayakan. Babi merupakan faktor terbesar yang menimbulkan segala penyakit pada manusia. Oleh karena itu tidak layak dikonsumsi manusia, terdapat beebrapa parasit dalam daging babi antara lain :
1.      Cacing pita (Taeni solium)
2.      Cacing spiral (Trichinella spiralis)
3.      Cacing schistosoma japonicum
4.      Fasciolepsis buski
5.      Cacing ascaris
6.      Cacing anylostoma duodenale
7.      Clonorchis sinensis
8.      Cacing paru-paru
9.      Erysipelothrix rhusiopthiae
Selain berbagai jenis cacing terdapat beberapa bakteri yang terdapat dalam daging babi antara lain :
1)      Tuberculocis (TBC)
2)      Cacar (Small pox)
3)      Kudis (Scabies)
4)      Kumparan kuman-kuman (Rusiformas N)
5)      Kolera (Salmonella choleraesuis)
6)      Balantidium coli
7)      Mikrob brucellosis
8)      Mikrob toxoplasma gondii
Suatu hal yang perlu dicermati dari hikmah pengharaman daging babi yakni sampai saat ini belum diketahui obat penawar yang efektif untuk melumpuhkan parasit dan bakteri tersebut. Oleh karena itu Islam mengharamkan daging babi untuk dikonsumsi.
c.      Daging Hewan yang Dicekik, Dipukul, Jatuh, Ditanduk, Diterkam Binatang Buas dan Disembelih untuk Berhala
Hewan yang diterkam binantang buas lalu mati karena luka terkaman itu diharamkan bagi manusia untuk memakannya, karena pengharamannya sama seperti hukum memakan bangkai dan air liur, darah dan semua struktur binatang buas mengandung virus yang mematikan bagi manusia yaitu virus rabies.
Hewan yang disembelih untuk berhala yaitu hewan yang disembelih untuk dipersembahkan untuk berhala. Orang-orang jahiliyah menyembelih hewan korban-korban untuk dipersembahkan kepada berhala-berhala yang mereka agungkan.
Adapun hewan yang disembelih tanpa menyebut nama Allah atau dipersembahkan bukan untuk Allah diharamkan karena adanya penyakit ruhiyah yaitu penyakit yang menafikan kesehatan persepsi, keselamatan hati, kesucian jiwa, kemurnian perasaan dan kesatuan yang dituju.
d.      Khamr dan Minuman Beralkohol
Khamr dapat diartikan air perasan anggur yang direbus. Selain air perasan anggur, yakni segala yang dapat menghilangkan kesadaran akal hukumnya sama dengan khamr.
Allah mengharamkan khamr karena merusak akal pikiran, sedangkan akal merupakan asas berlakunya beban syariat. Bahkan melalui fitroh sehat, sebagian cemdekiawan mengharamkan diri mereka untuk minum khamr, sebelum Al-qur’an diturunkan dan mengharamkannya.
Pengaruh khamar bagi manusia bertumpu pada dua faktor yakni kuantitas alkohol dan tekanan pada darah dan adanya respon dari sistem urat-urat saraf pada manusia.
Bahaya paling besar yang ditimbulkan khamar terjadi pada sistem urat-urat syaraf  yang secara berangsur-angsur akan kecanduan alkohol. Jumlah alkohol yang diteguk pertama kali akan memberikan ketenangan, kenikmatan, dan lupa kesedihan. Namun, pada tahap berikutnya, akan menimbulkan kecanduan pada peminumnya. Efek alkohol akan berpengaruh pada sistem urat saraf, jantung dan kelancaran aliran darah, sel-sel darah, dan terhadap hati manusia.



[1] Abdul Basith Muhammad Sayyid, Ketika Rasulullah Tidak Pernah Sakit(Solo:Tinta Medina)hlm.17-18
[2] Ibid,....hlm 19-20
[3] Ibid,..h.115

0 komentar:

Posting Komentar

 
HADITH KNOWLEDGE

Terima kasih telah berkunjung di blog kami, Apabila Anda menginginkan sesuatu untuk dibahas silahkan ketik dikolom komentar. InsyaAllah kami akan merespon secepatnya.